JAGUARNEWS77.com // Karanganyar, Jawa Tengah - Pemerintah Pusat membangun rumah Presiden Joko Widodo di Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Rumah itu diberikan sebagai kompensasi setelah Jokowi pensiun dari jabatannya sebagai Presiden.
Saat ini, proses pembangunan rumah tersebut masih dalam tahap pembersihan lahan. Keberadaan rumah Presiden Joko Widodo itu, memberikan efek besar kepada wilayah Kecamatan Colomadu, Karanganyar. Salah satunya adalah menaingkatnya harga tanah di sekitar lokasi rumah Presiden Jokowi.
Camat Colomadu Dwi Adi Susilo mengungkapkan, banyak kalangan mulai melirik tanah di wilayah Colomadu. Mulai dari pejabat negara, tokoh masyarakat, hingga para investor.
"Banyak sekali peminat, baik itu pejabat investor, atau pengusaha dari luar. Mereka pingin beli dan tinggal di sini. Itu ada signifikan sekali, dan saya cek, peminat untuk tanah di sekitar Colomadu itu semakin bertambah," ucapnya.
Hal itu, lanjut Dwi, juga memberikan dampak harga tanah di sekitar lokasi rumah presiden naik drastis. "Harga tanah yang sebelumnya dikisaran harga Rp7 juta sampai Rp10 juta per meter persegi, saat ini sudah mencapai Rp12 juta hingga Rp15 juta per meter persegi," ujarnya.
Dwi menambahkan, keberadaan rumah Presiden Joko Widodo ini dinilai juga akan memberi efek domino kepada masyarakat di wilayah Colomadu. "Masyarakat pasti seneng karena dengan adanya pak Jokowi tinggal di sini, otomatis pembangunan wilayah di Colomadu, pasti akan diperhatikan. Baik itu pembangunan infrastruktur, ataupun pembangunan dari sosial ekonomi masyarakat," katanya.
Artikel ini telah tayang di rrico.id dengan judul : "Efek Rumah Presiden Jokowi, Harga Tanah Jadi Mahal" (Red)