Iwan Kurniawan Pj Bupati Lebak |
JAGUARNEWS77.com // Lebak, Banten – Banten , Pj. Bupati Lebak Iwan Kurniawan langsung merespon adanya peristiwa Jembatan Gantung Ciliman putus dan mengakibatkan sejumlah warga terjatuh ke sungai.
Jembatan Gantung Putus tersebut tepatnya di Kampung Cigedang, Desa Leuwiipuh, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten yang terjadi pada Rabu pagi, 10 April 2024 kemarin.
Pj. Bupati Lebak Iwan Kurniawan merespon cepat kepada awak media dan mengaku langsung berko-ordinasi dengan sejumlah Kepala Dinas di Kabupaten Lebak.
“Saya baru dapat informasi dari BPBD tentang jembatan putus itu. Saya sangat prihatin dengan kejadian tersebut, saya minta BPBD, Kepala Dinas PUPR dan Kepala Dinas Kesehatan untuk turun ke lokasi dan melakukan bantuan terhadap korban akibat jembatan putus. Saya juga minta Puskesmas setempat melakukan pengobatan kepada masyarakat korban kecelakaan jembatan putus tersebut,”tegas Pj. Bupati Lebak kepada media Jurnalklik.com yang mewakili puluhan media yang tergabung di Forum Wartawan Solid, Kamis (11/4/2024).
Jembatan bambu Ciliman Dok. JN77 |
Pj Bupati Lebak juga menghimbau agar masyarakat tetap berhati-hati, dan sementara Jembatan Gantung tersebut diminta untuk tidak digunakan kembali sebelum adanya perbaikan.
“Sementara jembatan tersebut tidak diperkenankan digunakan dulu, kami akan melakukan pendataan dan mengkroscek terlebih dahulu,”ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Jembatan Ciliman yang berlokasi Kampung Cigedang, Desa Leuwiipuh, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten Putus.
Bahkan belasan warga mengalami luka-luka karena terjatuh ke sungai. Tragedi jembatan Ciliman Putus itu terjadi pada Rabu pagi, 10 April 2024.
Hal itupun membuat sejumlah aktivis geram dan menyoroti serius Jembatan Putus tersebut.
Aktivis pergerakan yang serius mengkritisi dan menyoroti yakni Ketua Umum Gerakan Aksi Moral Mahasiswa (GAMMA) Ahmad Hudori dan Ketua Ketua Umum Coordinator Center Ikatan Mahasiswa Cilangkahan (CC IMC) Hendrik Arrizqy.
Mereka mengaku sangat prihatin dan menilai putusnya jembatan tersebut akibat kurangnya perhatian dari Pemerintah Desa setempat dan juga Perusahaan yang berada di sekitar.
Menurutnya, jika sejumlah pihak khususnya pihak Kepala Desa Leuwiipuh dan pihak Kecamatan melakukan kontrol dan melakukan perbaikan terhadap jembatan tersebut, mungkin belasan warga tidak akan mengalami kecelakaan akibat jembatan tersebut putus.
Sementara H Ade Yusup, Kades Leuwiipuh yang berhasil dikomfirmasi media jaguarnews77 menerangkan,
"Masyarakat pulang berziarah kubur budaya kita kan setelah sholat Ied, sementara kapasitas kekuatan jembatan 5 orang, karena seling nya kecil tapi itu di lewati sebanyak 15 orang, jadi penopangnya ga kuat menahan beban yang over kapasitas," ujarnya singkat.
(red)