• Jelajahi

    Copyright © JAGUARNEWS77.COM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    JMSI

    Total Tayangan Halaman

    More Post

    Stop Penipuan di Internet

    02/03/24, 14:31 WIB Last Updated 2024-03-02T07:31:22Z


    Foto Doc: Daring DPR RI bersama Kementerian komunikasi ( Kementerian Kominfo).

    JAGUARNEWS77.com//Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Stop Penipuan di Internet”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Senin, 26 Februari 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bapak Muhammad Al Husaini, S.Kom., M.M., yang merupakan seorang Business Analyst Specialist, serta Bapak Nasafi Pramunuha sebagai seorang Head of Marketing & Digital LAZNAS Bakrie Amanah.

    Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.

    Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali dengan pengantar oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari. 

    Pak Kharis menyebutkan bahwa penipu terkadang menggunakan bahasa-bahasa tertentu yang membuat korbannya nyaman untuk berkomunikasi dengannya, sehingga pada akhirnya lebih mudah untuk ditipu. Beliau mengingatkan kita untuk tidak perlu penasaran dengan tautan-tautan yang tidak dikenal. “Sebaiknya, kita tidak mudah percaya dengan orang lain”, pesan Pak Kharis sebagai penutup sesi pengantar materinya.

    Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.

    Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Muhammad Al Husaini, S.Kom., M.M. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan jenis-jenis penipuan yang biasanya terjadi, yaitu phising, malware, scam, maupun modus lainnya. Beliau juga menyampaikan bahwa banyak terjadi penipuan dengan kedok berupa hadiah. “Penipuan terhadap wanita berbeda dengan penipuan terhadap pria, perbedaannya yaitu pada wanita, penipu lebih mengutamakan sisi emosional, sedangkan pada pria, lebih mengutamakan sisi logika”, tambah Pak Husaini. Ada beberapa media untuk penipuan di internet yang Pak Husaini sebutkan, seperti jaringan seluler (SMS/telepon), surat elektronik, media sosial, lokapasar, aplikasi chat, game, situs web, dan dompet elektronik. Beberapa cara berikut dijabarkan Pak Husaini untuk mengidentifikasi penipuan, seperti selalu waspada terhadap penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, periksa alamat url dengan cermat sebelum membuka tautan, lakukan riset tentang perusahaan atau organisasi yang menawarkan sesuatu, jangan pernah memberikan uang atau informasi pribadi kepada orang yang tidak dikenal, jangan membuka lampiran dari sumber yang tidak dikenal, dan gunakan akal sehat serta jangan mudah percaya dengan apa yang dilihat di internet. 


    Bapak Nasafi Pramunuha menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa kita harus menghentikan penipuan di internet, karena merugikan. Beliau mengibaratkan penipuan di internet seperti bisnis kuliner, karena tidak akan pernah mati sampai kapan pun. Menurut beliau, selagi masih ada orang yang lapar dan haus, maka bisnis kuliner akan terus dibutuhkan, begitu pula penipuan. Beberapa modus penipuan digital yang disebutkan pak Nasafi yaitu berkedok hadiah, mengirim tautan, penipuan jual beli, melalui situs web palsu, dan penipuan berkedok keluarga. Selain itu, ada juga modus penipuan berupa phising, ciri-cirinya dilakukan oleh oknum yang mengaku dari lembaga resmi dengan menggunakan telepon, email, atau pesan teks seperti WhatsApp atau Telegram. “Jangan asal input data ke sembarangan tautan, karena saat kita sudah mengirimnya, data tersebut tidak bisa ditarik lagi.”, pesan Pak Nasafi kepada para peserta.


    Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat satu pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.

    (Red/Djemi)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini