JAGUARNEWS77.com//Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Berdakwah Indah di Sosial Media”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Jumat, 15 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Ibu Robi’ah Al Adawiyah, S.H., yang merupakan founder KPPA Benih, serta Bapak Afif Hasbi Bustomi, S.Pd., M.Pd., yang merupakan wakasek bidang kesiswaan SMAIT Nur Hidayah.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa pada zaman sebelumnya, saat kita melakukan dakwah, perlu mendatangi orangnya langsung, namun saat ini, kita bisa melakukannya melalui media sosial. Memang terdapat kelebiihan dan kekurangannya, apabila secara langsung kita dapat melihat objek dakwah secara langsung, namun apabila secara tidak langsung, tidak dapat melihat secara keseluruhannya. Beliau juga menambahkan bahwa dakwah melalui sosial media saat ini sudah sangat berkembang, seperti dengan rekaman suara dan video, poster-poster kebaikan, bahkan hari ini terdapat aplikasi yang dapat membacakan buku untuk orang-orang yang cukup malas membaca buku. Hal ini menjadi terobosan baru dalam dunia dakwah sosial media. “Alangkah baiknya apabila sosial media kita gunakan untuk menyebarkan hal-hal baik, dalam hal ini, untuk berdakwah dengan konten-konten yang menarik, sehingga masyarakat semakin tertarik kepada Islam.”, pesan Pak Kharis sebagai penutup dari sesinya.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Ibu Robi’ah Al Adawiyah, S.H. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan bahwa dakwah atau syiar adalah kewajiban umat muslim di dunia, karena dengan hal tersebut, akan memunculkan hal-hal baik serta mendapatkan pahala dari Allah SWT. Beliau juga menjelaskan bahwa dalam berdakwah, kita harus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Beberapa media berikut menurut Bu Robi’ah dapat digunakan sebagai media dakwah, seperti media dakwah konvensional (ceramah, tabligh akbar), media cetak (buku, brosur, spanduk), media elektronik (TV, radio, film), dan media internet (website, YouTube, dan media sosial lainnya). Bu Robi’ah memberikan beberapa cara yang dapat digunakan dalam mengoptimalisasi internet untuk berdakwah, seperti menjadi konsumen yang cerdas, menjadi marketing dan distributor dakwah, serta menjadi produsen. “Mari bersama-sama kita amalkan dakwah media sosial kita, karena barangkali melalui hal tersebut, itu adalah jalan Allah memanggil kita untuk dapat masuk surga-Nya. Mari perbanyak ilmu, referensi serta kompetensi kita di dunia maya agar dapat maksimal berdakwah di media sosial.”, pesan Bu Robi’ah
Bapak Afif Hasbi Bustomi, S.Pd., M.Pd., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa dakwah berasal dari bahasa Arab yang memiliiki akar kata “da’a” berarti memanggil atau mengajak. Dalam konteks lain, dakwah merujuk pada upaya atau aktivitas untuk menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain atau mengajak orang lain untuk memahami, menerima, dan mengamalkan ajaran Islam. Beliau menambahkan bahwa dengan kita berdakwah, itu adalah nikmat dari Allah SWT, kemudian itu adalah sebaik-baiknya amal, yaitu mengajak seseorang untuk lebih dekat dengan Allah SWT.
Pak Afif berpendapat bahwa kita harus menyesuaikan pendekatan tradisional dakwah dengan dinamika dan teknologi baru yang ada, serta memiliki kebaruan pandangan tentang cara yang efektif untuk menyampaikan dakwah, nasihat, atau nilai-nilai baik kepada orang lain. Kita perlu memahami peran dan dampak media sosial dalam praktik dakwah. Sosial media memiliki peran dan dampak terhadap dakwah, seperti dapat menjangkau audiens yang luas dan cepat, membangun komunitas dan jaringan, memperluas akses informasi dan kesadaran agama, kemanusiaan, dan kebajikan, serta mendukung untuk kreatif, inovatif, dan komunikatif. Dalam berdakwah di sosial media, Pak Afif menyampaikan beberapa strategi yang dapat dilakukan, seperti identifikasi audiens, buat konten visual yang menarik, relevan, dan bermakna; tentukan jadwal posting yang konsisten; serta buat storytelling dan ruang diskusi. “Berdakwah itu meneruskan tugas Rasulullah, semoga dengan dakwah ini kita bahagia dan bisa mengajak sekitar kita untuk sama-sama melakukan kebaikan di bulan Ramadhan ini dan seterusnya”, ucap Pak Afif sebagai penutup.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat dua pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.
(Red/Djemi)