JAGUARNEWS77.com//Lebak - Simpangsiurnya informasi dan Masalah yang disebar di kasus JAYASARI menjadi Polemik nasional karena dibumbui oleh berbagai isu yang menyebutkan bahwa Mulyadi Jayabaya telah melakukan Penyerobotan lahan warga dan sebagainya.
Namun, ratusan Warga JAYASARI hingga pukul 09.00 Pagi berkumpul di kantor Desa JAYASARI untuk melakukan Penandatanganan PETISI'09 dengan maksud meminta Publik tidak menilai sepihak faktanya Warga JAYASARI merasa tidak berkeberatan dan kegiatan tersebut menyerap tenaga kerja hingga membuat warga Kampung Sarimulya tidak terisolir.
H Sabrana Wakil BPD Jayasari menuturkan bahwa Kegiatan Tambang yang diduga digelar bermasalah faktanya memberikan manfaat yang positif.
"Memang ada yang bermasalah tapi tidak seluruhnya, silahkan mereka meminta keadilan tapi jangan ada yang ikut ikutan menggoda warga untuk bersikap menutup diri. Warga JAYASARI itu warga yang kompak sekarang ada beberapa orang yang disetir kelompok tertentu, ya harusnya mereka bisa diajak ngobrol oleh kami agar tidak meluas" ungkap Subrana.
Sementara itu Tokoh Masyarakat Jayasari H Suheli yang hampir puluhan tahun mendiami JAYASARI menyatakan kebermanfaatannya atas Kegiatan Tambang di Kampung Mulyasari.
"Pak, di Mulyasari itu dulu jalannya sulit dilewati jangankan oleh kendaraan roda dua, pejalan kaki saja harus hati-hati karena licin jika hujan. Sekarang lihat manfaatnya warga yang mau ke Rangkasbitung untuk berobat, ke Pasar menjual hasil Tani atau ke Sekolah mudah dilewati. Apa yang dirugikan? Jadi sudahlah hentikan saja kasus ini hanya tambah ribut saja pak!" Papar Suheli.
Sementara Adit Wahyudin.SH. Koordinator kegiatan PETISI'09 dari Forum Solidaritas JAYASARI menyampaikan bahwa rentetan peristiwa yang terjadi mestinya kasus hukum yang tegak lurus jangan dibiaskan dengan kasus lain yang tidak ada kaitannya dengan JAYASARI.
"Kami sudah melakukan upaya Deklarasi kebenaran yang difasilitasi oleh FSJ beberapa Minggu lalu, namun pasca itu prosesnya masih saja membuat ambigu hingga kini masyarakat seolah diadukan dalam konflik berkepanjangan dengan kepala desa nya. Berkali kali kepala desa ingin bertemu warganya ditutup rapat padahal harapan utamanya ingin menyelesaikan dengan baik tanpa ada saling serang. Jaro sudah mau tabayun bahkan siap minta maaf jika salah namun lagi-lagi sulit diajak komunikasi!" Pungkas ADIT WAHYUDIN.SH.yang juga ditunjuk sebagai Koordinator Bidang Advokasi Forum Solidaritas JAYASARI.
(BARDHA KHASWANDHA)