JAGUARNEWS77.com // Pandeglang, Banten -Kemarau panjang yang melanda Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten, memaksa warga untuk memanfaatkan air keruhuntuk kebutuhan sehari-hari. Hal itu dilakukan karena warga tidak punya pilihan lain, setelah sumber mata air di daerahnya mongering sejak beberapa bulan terakhir.
Seorang warga asal Kampung Tongkol, Desa Idaman, Kecamatan Patia, Pandeglang, Bayi Ayu mengatakan, dia bersama warga lainnya terpaksa menggunakan air sumur resapan keruh. Air itu kebutuhan sehari-hari, dari mulai mencuci pakaian, mandi, bahkan untuk dikonsumsi.
“Cuci mandi ngambil air buat minum di sini. Warga yang lain juga di sini, sama,” ujarnya, Sabtu (2/9/2023).
Sejak musim kemarau dan air bersih di rumah mengering, warga memanfaatkan air dari sumur resapan meskipun keruh serta dipenuhi sampah dedaunan. Dia menyebut, sumber mata air terdekat yang masih layak berada di sungai.
Namun warga kesulitan lantaran harus menempuh jarak lebih dari dua kilometer untuk mengakses air tersebut. “Kami mau ngambil di mana lagi, kalau ke sungai jauh,” ucap Bayi Ayu.
Baca juga: Kemarau Diklaim Tidak Akan Pengaruhi Produktivitas Padi Pandeglang
Sementara Kepala Desa Idaman, Kecamatan Patia, Ilman menyebut, ada sekitar 2.500 jiwa di Desa Idaman yang terdampak kekeringan. Selama ini diakuinya pemerintah sudah menyalurkan bantuan air bersih, tetapi hal itu dinilai belum merata.
Oleh karenanya dia berharap agar Pemerintah Daerah bisa membuatkan sumur bor untuk kebutuhan air bersih saat menghadapi musim kemarau. “Mudah-mudahan ada penanganan khusus dari pemerintah dibuatkan sumur bor agar masyarakat sehat tidak menggunakan air yang kotor seperti ini,” ujar dia.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang menyebut, sejauh ini ada 12 kecamatan yang terdampak kekeringan. Antara lain Kecamatan Patia, Sukaresmi, Angsana, Cikeusik, Karang Tanjung, Cadasari, Panimbang, Sobang, Picung, Pagelaran, Mandalawangi, dan Kecamatan Sindangresmi. (Sumber : rri.co.id/Red)