JAGUARNEWS77.com // Jakarta - UNESCO menetapkan arsip pidato Bung Karno di PBB, tahun 1960 sebagai Memory of The World (Memori Dunia). Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO, Rieke Diah Pitaloka menyampaikan kabar tersebut.
Rieke menjelaskan, hal itu diputuskan berdasarkan sidang pleno Executive Board UNESCO pada 10 hingga 24 Mei 2023. "Telah diputuskan dan ditetapkan," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/5/2023).
Ia merinci, yang ditetapkan UNESCO adalah arsip pidato Presiden ke-1 RI, Soekarno berjudul "To Build The World Anew". Pidato ini disampaikan Bung Karno di Sidang Umum PBB 1960.
Rieke menceritakan, sekitar tahun 2013, dirinya berdiskusi dengan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. Mereka membahas tentang arsip-arsip bangsa yang berkontribusi pada perjalanan peradaban dunia.
"Arsip-arsip yang penting menjadi ingatan kolektif bangsa dan dunia. Dapat digunakan sebagai petunjuk jalan bagi kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan masa yang akan datang," ujarnya.
Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) ini mengatakan, kala itu, mereka menilai ada tiga arsip penting. Ketiga arsip itu disebut mereka sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20.
"Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955; arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, 1961. Ada juga arsip Pidato Presiden ke-1 RI, Ir Soekarno di Sidang PBB, New York, 1960," ucap Rieke.
Ketiga arsip tersebut dinilai sebagai kapital simbolis Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik sekarang dan masa depan. Ketiganya juga pengingat bagi setiap bangsa untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa.
"Bebas aktif dan divensif aktif, sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional Indonesia. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang terlibat dalam perjuangan perdamaian dunia," katanya.
Melalui ANRI, lanjutnya, tiga Tinta Emas Abad 20 tersebut kemudian diajukan sebagai Memory of The World (MoW) UNESCO. "Berkat dukungan Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi beserta jajarannya, arsip KAA ditetapkan sebagai MoW UNESCO tahun 2015," ujarnya.
Rieke pun berterima kasih kepada Megawati, Presiden Jokowi, dan Menlu Retno beserta jajarannya, juga Kepala ANRI. "Terima kasih Duta Besar RI untuk Perancis, Duta Besar RI untuk UNESCO Prof Ismunandar," ucapnya. (Sumber : KBRN/Red)