JAGUARNEWS77.com // Jakarta - Juru Bicara Penanganan Pandemi Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia terus membaik. Perkembangan positif ini dibuktikan dengan jumlah kasus mingguan yang berhasil ditekan lebih rendah dalam dua tahun terakhir.
"Penanganan dan perkembangan pandemi di 2022 terus mengalami perbaikan. Dibuktikan tren dan kasus positif mingguan lebih rendah dari dua tahun sebelumnya," ujar di Kantor Presiden, Kamis (22/12/2022) malam.
Wiku menjelaskan, kenaikan kasus pada 2020 terjadi sejak November, dan puncaknya pada Februari. Jumlah kasus positif mingguan saat itu lebih dari 80 ribu kasus.
Di tahun 2021, kenaikan terlihat setelah perayaan tahun baru di Januari. Kemudian kenaikan kasus mingguan memuncak pada Februari yang mencapai 350 ribu kasus.
Di tahun 2022 ini, Wiku mengatakan, Indonesia berhasil menekan kasus yang naik di bulan Oktober dan turun di Desember. Jumlah kasus tertinggi sekitar 40 ribu kasus, jauh lebih rendah dari puncak kasus pada 2020, dan 2021.
"Secara umum, jumlah kasus sepanjang 2022 lebih rendah dari tahun sebelumnya," ujarnya. "Pada 2021, kasus positif harian sembilan ribu kasus dengan kesembuhan 96 persen dan total 121 ribu kematian setahun."
Sedangkan, angka kasus positif dan kematian tahun ini lebih rendah dengan presentase kesembuhan lebih tinggi. Di 2022 rata-rata 6 ribu kasus positif harian dengan 96 persen kesembuhan dan kematian totalnya 16 ribu setahun.
Wiku mengatakan, perbaikan dalam penanganan Covid-19 tahun ini adalah hasil resiliensi bangsa Indonesia. Terlebih dengan semangat gotong royong oleh segenap lapisan masyarakat dan pemerintah.
"Saya apresiasi seluruh unsur yang terlibat mulai dari tenaga kesehatan yang merawat pasien, TNI, Polri di pusat dan daerah. Akademisi, swasta, dan media, serta masyarakat yang turut berkontribusi," ucap Wiku.
Ia berharap, keadaan terkendali ini sangat penting dipertahankan hingga mendatang, mengingat masih ada tantangan. Tantangan seperti mutasi virus, hingga mobilitas masyarakat terus meningkat berpotensi memindahkan virus antarwilayah. (Sumber : KBRN/Red)