Ada 3 kesalahan cek gula darah mandiri yang kerap dilakukan penyintas diabetes.
JAGUARNEWS77.com # Jakarta - Penyintas diabetes wajib rutin melakukan cek gula darah mandiri. Tapi sayangnya ada tiga kesalahan yang kerap dilakukan, dan hal tersebut membuat hasil menjadi tidak akurat.
Pengecekan gula darah bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna untuk manajemen diabetes.
Cek gula darah dapat membantu penyandang diabetes, termasuk:
* Memantau efek obat diabetes pada kadar gula darah
* Identifikasi kadar gula darah yang tinggi atau rendah
* Melacak kemajuan pasien dalam mencapai tujuan perawatan secara keseluruhan
* Mempelajari bagaimana diet dan olahraga memengaruhi kadar gula darah
* Memahami bagaimana faktor lain, seperti penyakit atau stres, memengaruhi kadar gula darah.
Kesalahan cara menggunakan glukometer dalam pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM), dapat menghasilkan nilai glukosa darah atau gula darah yang tidak akurat hingga 91%-97%.
Karenanya para penyandang diabetes mellitus maupun keluarga pasien harus mengetahui prosedur PGDM dengan benar untuk menghindari ketidakakuratan hasil.
Ketika akan melakukan pengecekan gula darah mandiri, penyandang diabetes harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Cuci tangan dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan benar.
2. Masukan strip tes ke alat ukur gula darah yang dimiliki.
3. Tusuk sisi ujung jari dengan memakai jarum (lanset) yang disertakan dengan alat tes.
4. Sentuh dan tahan tepi strip tes ke setetes darah.
5. Tunggu hingga pengukur menampilkan kadar gula darah di layar.
3 Kesalahan Cek Gula Darah Mandiri
Adapun kesalahan cek gula darah mandiri yang biasa dilakukan, menurut dokter spesialis patologi klinik Reiva Wisdharilla,
Kesalahan pertama, tidak menunggu cairan alkohol di ujung jari sampai kering dengan sendirinya.
Ketahuilah, mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mengusapkan cairan alkohol di ujung jari penting, sebab tangan yang kotor bisa mempengaruhi pembacaan hasil.
Kemudian, proses pengeringan alkohol pun tidak diperkenankan untuk ditiup karena bisa jadi kuman dari dalam mulut kontak dengan luka di ujung jari sehingga menyebabkan infeksi.
Tidak menunggu alkohol kering jangan dilakukan. Menurut Reiva sebaiknya menunggu selama 30 detik setelah alkohol diusap.
Durasi waktu tersebut dibutuhkan untuk memastikan kuman di permukaan kulit benar-benar mati sehingga kemungkinan infeksi pun dapat terhindar.Selain itu, alkohol yang masih basah di permukaan kulit juga akan menimbulkan rasa perih ketika jarum ditusukkan di ujung jari. Yang paling fatal, kata Reiva, alkohol yang masih basah juga dapat mempengaruhi hasil pembacaan tes menjadi invalid.Dia menjelaskan beberapa alat tes mungkin bisa mendeteksi cairan alkohol seperti glukosa sehingga dapat memberikan hasil tinggi palsu.
Ada pula alat tes yang tidak bisa membaca cairan alkohol sebagai glukosa yang bisa memberikan hasil rendah palsu jika alkohol tercampur dengan sampel darah.“Jadi dari satu itu saja, kalau tidak menunggu alkohol supaya benar-benar kering, ternyata banyak, tuh, yang bisa terjadi. Satu, kita jadi bisa risiko kena infeksi. Dua, di jarinya jadi perih banget. Ketiga, hasil glukosanya bisa jadi salah. Itu baru satu kesalahan,” jelas Reiva.
Kesalahan kedua, keliru menusukan jarum. Menurut Reiva, apabila sampel darah yang keluar hanya sedikit sebaiknya tidak dipaksakan keluar dengan memencet ujung jari.
Hal tersebut berpotensi menimbulkan hasil rendah palsu karena terdapat cairan jaringan selain darah yang keluar pada saat ujung jari dipencet.“Cairan jaringan ini beda sama darah. Padahal yang kita ingin ukur itu gula yang ada di darah atau kolesterol atau trigliserida atau asam urat,” jelasnya.Perbedaan nomor jarum tidak begitu signifikan. Usahakan agar jarum benar-benar menembus kulit sehingga sampel darah yang valid bisa didapatkan.
Kesalahan ketiga, tidak memastikan sampel darah yang digunakan benar-benar valid. Menurut Reiva, sampel darah yang valid adalah tetesan darah yang kedua.
Pada saat darah keluar pertama kali setelah ditusuk, sebaiknya tetesan pertama itu harus diusap terlebih dahulu menggunakan kassa steril.“(Tetesan) yang kedua itu yang paling valid sebenarnya karena yang pertama itu kadang masih tercampur sama cairan jaringan. Jadi, kalau kita mau benar-benar memastikan yang paling valid itu sebenarnya tetesan kedua,” papar Reiva.
Ketahuilah, “Ternyata yang tidak kita sadari, melakukan pemeriksaannya ada salah-salah dikit. Salahnya dikit, tapi bisa berpengaruh ke hasil, bisa jadi tambah tinggi atau tambah rendah padahal sebenarnya tidak begitu,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dalam webinar pada Rabu, 2 November 2022, dikutip dari Tempo.co.id (Red)