JAGUARNEWS77.com # Jakarta - Kondisi ekonomi dunia saat ini masih mengalami tekanan dan guncangan akibat perang Rusia dan Ukraina. Pandemi COVID-19 yang masih terjadi dan tidak sinkronnya penawaran dan permintaan juga membuat prospek ekonomi global melambat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kondisi ini membuat kekhawatiran terkait harga pangan dan energi meningkat. Inflasi pun menjadi momok yang menakutkan di seluruh dunia.
Dia juga menjelaskan, cuaca ekstrem akibat perubahan iklim menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek ekonomi global dan kenaikan harga energi yang menghambat jalan menuju transisi ke ekonomi hijau.
Sri Mulyani menjelaskan dibutuhkan aksi konkret dalam upaya menyelesaikan berbagai masalah tersebut. Hal ini disampaikannya dalam Konferensi Pers Hasil Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Ke-4 di Washington DC, Jumat dini hari (14/10/2022).
"Kita harus terus melangkah ke depan dan perlu membuat aksi konkret dan bekerja sama serta kolaborasi untuk melalui ini semua," ucapnya.
Dia melanjutkan saat ini tantangan yang masih terjadi membuat utang semakin rentan dan pemulihan ekonomi terhambat. Terutama negara yang berpenghasilan rendah dan negara berkembang.
Karena itu dalam rangkaian pertemuan jalur keuangan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral membahas hal tersebut untuk menghadapi dan mengatasi tantangan konomi global.
Menurut Sri Mulyani Anggota G20 menegaskan berkomitmen untuk mengeluarkan kebijakan yang terencana untuk mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan untuk mengurangi efek luka pandemi. Hal ini agar terjadi pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.
Di G20 ditekankan pentingnya menjaga respon kebijakan fiskal yang mampu bergerak cepat dan fleksibel serta langkah pengendalian yang tepat sasaran untuk mengatasi inflasi.
Dalam agenda ini juga dibahas terkait sinergi kebijakan makro untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, kebijakan fiskal dan kebijakan makroprudensial dan kebijakan moneter yang tepat untuk melakukan stabilitas harga.
Apalagi saat ini ada risiko krisis pangan dan energi. G20 juga berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini dan menyelesaikan di berbagai negara.
"Untuk mendukung dunia dalam menghadapi pandemi saat ini dan potensi pandemic di masa depan, G20 merevitalisasi arsitektur kesehatan global untuk meningkatkan tindakan kolektif dan terkoordinasi untuk mendukung pencegahan, kesiap-siagaan, dan respon pandemi (PPR)," ujarnya.
Sumber artikel : detikfinance, Judul : "Jadi Momok Menakutkan, Inflasi Dikupas Dalam Pertemuan G20 di AS" (Red)