JAGUARNEWS77.com # Lebak, Banten - Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) baru-baru ini ramai diperbincangkan di media sosial (medsos) salah satunya di akun Facebook Rendy Idris yang menyebarkan video itu di duga adanya unsur penyebaran kebencian.
Reval salah satu Kasi Ekbang Desa Pasir Kecapi angkat bicara setelah di temui Media online di kediaman, Desa pasir kecapi, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak Rabu (27/04)
Pihaknya merasa kaget dengan informasi ramainya Pemberitaan yang ada di media sosial (medsos) tentang adanya berita atau Video Hoax itu kami merasa terpojokan, yang kami dengar dan kami baca bahwa bantuan pada masyarakat yang bersumber dari Anggaran Dana Desa.
"Kami membenarkan kalau adanya penyaluran bantuan tersebut ada beberapa bagian Keluarga Penerima Manfa'at (KPM) yang anggarannya dari Dana Desa kami salurkan di rumah, dikarenakan ada permohonan yang mendesak situasi urgent di bulan puasa dari KPM dan juga mengingat situasi pandemik Covid-19 agar mengurangi adanya penumpukan atau berkerumun warga yang akan datang ke Kantor Desa di Hari Senin pada tanggal 25 April 2022, dan penyaluran bantuan tersebut seharusnya dibagikan pada hari senin itu, karena situasi mendesak banyak kebutuhan warga dengan alasan untuk Berobat, Beli Beras/Pitrah/bayar hutang dan lain-lain, karena saya tidak tega mendengarnya terpaksa saya berikan kepada KPM yang mendapatkan bantuan BLT Dana Desa tersebut." Ujar Reval
Lanjut Reval, kami tegaskan untuk pembagian bantuan tersebut kami tidak memotong, namun yang kami terima itu ungkapan trimakasih dari warga penerima manfa'at kepada kami dan uang yang kami terima kami bagikan kepada anak yatim piatu yang ada di desa kami karena kami sangat prihatin dan kasihan, dengan adanya partisipasi dari masyarakat ini sangat membantu sekali untuk adik adik yatim piatu." Tuturnya.
Reval menambahkan dengan adanya media yang hadir pada hari ini, kami jelaskan dengan sebenar benarnya supaya tidak ada ke salah fahaman dengan adanya informasi yang ada di media sosial (medsos) soal Vidio yang beredar itu vidionya tidak utuh banyak yang di potong, Vidio yang dibagikan itu hanya miringnya saja yang di posting sedangkan positifnya tidak ada, padahal dalam mediasi musyawarah saat itu banyak saksi-saksi yang lebih mengetahui video yang tersebar itu hanya sepotong tidak full tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, Tutupnya. (Bardha Khaswandha/Red)