JAGUARNEWS77.com # WASHINGTON- Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa Rusia telah mengumpulkan 70 persen kekuatan militer yang diperlukan untuk menyerang Ukraina.
Peringatan tersebut dikeluarkan oleh salah seorang pejabat AS yang namanya tak disebutkan.
Pada Sabtu (5/2/2022), salah seorang pejabat senior AS mengungkapkan, serangan penuh Rusia dapat berujung dengan cepat didudukinya Kiev.
Kemungkinan hanya dalam waktu beberapa hari.
Seperti dikutip dari BBC, serangan tersebut memiliki potensi membuat 50.000 penduduk sipil terbunuh atau terluka.
Serangan itu juga akan menimbulkan krisis pengungsi di Eropa karena jutaan orang akan lari dari Ukraina.
Pejabat AS itu juga memperkirakan tanah yang akan membeku dan mengeras mulai pertengahan Februari, akan memungkinkan Moskow membawa lebih banyak alat berat.
Meski begitu, pejabat tersebut tak mengungkapkan apa yang menjadi bukti dari penilaian mereka.
Ia hanya mengatakan bahwa informasi itu berdasarkan laporan intelijen.
Tetapi mereka tak bisa memberikan laporan lebih lengkap karena sensitivitas masalah tersebut.
Pejabat itu juga mengatakan bahwa mereka tak tahu apakah Presiden Rusia, Vladimir Putin telah memutuskan langkah selanjutnya.
Ia menambahkan bahwa solusi diplomatik masih amat mungkin terjadi saat ini.
AS sendiri saat ini telah mengirimkan tentara AS ke Polandia, dalam penegasan untuk meningkatkan kekuatan aliansi militer NATO di wilayah tersebut.
Kelompok pertama AS telah tiba di Rzenszow, yang berada di tenggara Polandia, Sabtu.
Beberapa hari lalu, Pemerintahan Joe Biden mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan lebih dari 2.000 pasukan ke Eropa Timur.
Sebelumnya, Rusia dikabarkan telah mengumpulkan lebih dari 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina.
Moskow menegaskan para tentara itu berada di wilayah tersebut untuk melakukan latihan militer.
Namun, Ukraina dan aliansi Barat khawatir bahwa Rusia berniat melakukan penyerangan.
Tensi antara kedua negara meningkat nyaris delapan tahun setelah Rusia menganeksasi semenanjung Peninsula, dan mendukung kelompok separatis di wilayah Donbas.
Artikel ini telah tayang di kompasTV (Red)