JAGUARNEWS77.com # Jakarta - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna meluruskan maksud dari pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman yang menyarankan agar tidak terlalu dalam saat mempelajari agama.
Menurut Tatang, maksud pernyataan Dudung adalah seseorang yang mempelajari agama terlalu dalam namun tanpa guru, akan mengalami penyimpangan.
"Maksud Kasad mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan, apabila tanpa guru," kata Tatang sebagaimana diunggah akun Twitter resmi TNI AD, @tni_ad, Minggu (5/11) malam.
Sebelumnya, KSAD Jenderal Dudung kembali menjadi sorotan setelah menyarankan agar tidak terlalu dalam ketika mempelajari agama. Pernyataan itu Dudung sampaikan saat memberikan ceramah subuh di salah satu masjid.
Dalam ceramahnya tersebut, Dudung menerangkan ada beberapa tingkatan orang beriman antara lain iman taklid (hanya mengikuti), iman ilmu, iman iyaan, dan iman haq. Dudung kemudian menyebut banyak dari kalangan umat Islam yang terpengaruh beberapa hadis Nabi Muhammad.
"Banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," kata Dudung.
"Akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," tambahnya.
Pernyataan Dudung ini lantas menjadi sorotan dan dikritik banyak pihak. Salah satunya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah, Cholil Nafis yang mempertanyakan pernyataan Dudung.
"Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari agama?" tulis Cholil melalui akun Twitternya @cholilnafis, Minggu (5/11).
Cholil lantas menyindir bahwa pihaknya akan menawarkan standarisasi da'i MUI kepada Dudung jika jenderal itu mau ganti profesi menjadi penceramah.
Cholil juga meminta agar Dudung sebaiknya fokus pada tugasnya, yakni mempertahankam negara dan menumpas pembangkang di dalam negeri.
"Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari agama? Saya menawarkan standardisasi da'i MUI kalau mau berganti profesi sebagai penceramah agama. Baiknya fokus pada tugas pokoknya aja, yaitu pertahanan negara dan menumpas perusuh dan pembangkang NKRI," kata Cholil
Menurut Tatang, maksud pernyataan Dudung adalah seseorang yang mempelajari agama terlalu dalam namun tanpa guru, akan mengalami penyimpangan.
"Maksud Kasad mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan, apabila tanpa guru," kata Tatang sebagaimana diunggah akun Twitter resmi TNI AD, @tni_ad, Minggu (5/11) malam.
Sebelumnya, KSAD Jenderal Dudung kembali menjadi sorotan setelah menyarankan agar tidak terlalu dalam ketika mempelajari agama. Pernyataan itu Dudung sampaikan saat memberikan ceramah subuh di salah satu masjid.
Dalam ceramahnya tersebut, Dudung menerangkan ada beberapa tingkatan orang beriman antara lain iman taklid (hanya mengikuti), iman ilmu, iman iyaan, dan iman haq. Dudung kemudian menyebut banyak dari kalangan umat Islam yang terpengaruh beberapa hadis Nabi Muhammad.
"Banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," kata Dudung.
"Akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," tambahnya.
Pernyataan Dudung ini lantas menjadi sorotan dan dikritik banyak pihak. Salah satunya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah, Cholil Nafis yang mempertanyakan pernyataan Dudung.
"Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari agama?" tulis Cholil melalui akun Twitternya @cholilnafis, Minggu (5/11).
Cholil lantas menyindir bahwa pihaknya akan menawarkan standarisasi da'i MUI kepada Dudung jika jenderal itu mau ganti profesi menjadi penceramah.
Cholil juga meminta agar Dudung sebaiknya fokus pada tugasnya, yakni mempertahankam negara dan menumpas pembangkang di dalam negeri.
"Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari agama? Saya menawarkan standardisasi da'i MUI kalau mau berganti profesi sebagai penceramah agama. Baiknya fokus pada tugas pokoknya aja, yaitu pertahanan negara dan menumpas perusuh dan pembangkang NKRI," kata Cholil
Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia dengan judul : "TNI AD Klarifikasi soal Pernyataan Dudung mengenai Pendalaman Agama" (Red)