JAGUARNEWS77.com # Jakarta - Peretas China diduga melakukan operasi dengan menargetkan organisasi pemerintah dan sektor swasta di seluruh negara Asia Tenggara. Angkatan Laut Indonesia alias TNI AL turut menjadi target peretasan tersebut.
Berdasarkan laporan dari perusahaan keamanan siber swasta Amerika Serikat, Insikt Group, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam menjadi target utama dari serangan. Negara lain yang juga ditargetkan yakni Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Singapura, dan Kamboja.
Selain Angkatan Laut Indonesia, beberapa target spesifik yang dijelaskan dalam laporan tersebut di antaranya Kantor Perdana Menteri dan Tentara Thailand, Angkatan Laut Filipina, Majelis Nasional dan Kantor Pusat Partai Komunis Vietnam, serta Kementerian Pertahanan Malaysia.
Insikt Group mengatakan serangan ini menyasar organisasi militer dan pemerintahan kelas atas di Asia Tenggara. Diperkirakan, peretasan ini telah berlangsung selama sembilan bulan.
"Banyak dari insiden yang diidentifikasi berlangsung selama beberapa bulan, sehingga sangat mungkin bahwa masing-masing pelaku serangan mempertahankan akses jangka panjang ke jaringan korban dan dapat memperoleh data korban selama periode waktu ini untuk mendukung upaya pengumpulan intelijen," kata Insikt, seperti dikutip dari Nikkei.
Insikt Group juga menyebut peretas menggunakan malware terkustomisasi seperti FunnyDream dan Chinoxy. Jenis malware tersebut tidak tersedia untuk umum dan digunakan oleh banyak kelompok yang diyakini disponsori oleh pemerintah China.
Penyerangan tersebut juga dinilai sejalan dengan tujuan politik dan ekonomi pemerintah China, yang memperkuat dugaan adanya campur tangan negara dalam aksi tersebut.
"Kami percaya aktivitas ini sangat mungkin melibatkan negara, karena target yang diamati merupakan target pemerintah bernilai tinggi, dan target politik sesuai dengan aktivitas spionase siber, ditambah dengan tautan teknis yang teridentifikasi ke aktivitas yang disponsori negara China," kata Inskit, mengutip Taipei Times.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan tersebut.
Di masa lalu, otoritas China secara konsisten membantah segala bentuk peretasan yang disponsori negara. Alih-alih mengaku, China justru menyebut pihaknya sebagai serangan utama siber
Berdasarkan laporan dari perusahaan keamanan siber swasta Amerika Serikat, Insikt Group, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam menjadi target utama dari serangan. Negara lain yang juga ditargetkan yakni Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Singapura, dan Kamboja.
Selain Angkatan Laut Indonesia, beberapa target spesifik yang dijelaskan dalam laporan tersebut di antaranya Kantor Perdana Menteri dan Tentara Thailand, Angkatan Laut Filipina, Majelis Nasional dan Kantor Pusat Partai Komunis Vietnam, serta Kementerian Pertahanan Malaysia.
Insikt Group mengatakan serangan ini menyasar organisasi militer dan pemerintahan kelas atas di Asia Tenggara. Diperkirakan, peretasan ini telah berlangsung selama sembilan bulan.
"Banyak dari insiden yang diidentifikasi berlangsung selama beberapa bulan, sehingga sangat mungkin bahwa masing-masing pelaku serangan mempertahankan akses jangka panjang ke jaringan korban dan dapat memperoleh data korban selama periode waktu ini untuk mendukung upaya pengumpulan intelijen," kata Insikt, seperti dikutip dari Nikkei.
Insikt Group juga menyebut peretas menggunakan malware terkustomisasi seperti FunnyDream dan Chinoxy. Jenis malware tersebut tidak tersedia untuk umum dan digunakan oleh banyak kelompok yang diyakini disponsori oleh pemerintah China.
Penyerangan tersebut juga dinilai sejalan dengan tujuan politik dan ekonomi pemerintah China, yang memperkuat dugaan adanya campur tangan negara dalam aksi tersebut.
"Kami percaya aktivitas ini sangat mungkin melibatkan negara, karena target yang diamati merupakan target pemerintah bernilai tinggi, dan target politik sesuai dengan aktivitas spionase siber, ditambah dengan tautan teknis yang teridentifikasi ke aktivitas yang disponsori negara China," kata Inskit, mengutip Taipei Times.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan tersebut.
Di masa lalu, otoritas China secara konsisten membantah segala bentuk peretasan yang disponsori negara. Alih-alih mengaku, China justru menyebut pihaknya sebagai serangan utama siber
Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia dengan judul : "Peretas China Bidik TNI AL dalam Aksinya" (Red)