JAGUARNEWS77.com # Pulogadung, Jaktim- Kinerja Polsek Pulogadung menjadi sorotan setelah viralnya cerita korban pencurian di media sosial Instagram.
Meta Kumala (32) yang menjadi korban perampokan itu menceritakan bagaimana ia justru diomeli oleh oknum anggota Polsek Pulogadung saat melaporkan kejahatan yang dialaminya.
Usai unggahan Meta itu viral di media sosial, kepolisian pun baru bersikap serius menangani kasus ini.
Kronologi pencurian
Meta menjadi korban pencurian di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, pada Selasa (7/12/2021) pukul 18.45 WIB.
Awalnya, Meta melakukan transaksi melalui anjungan tunai mandiri (ATM) yang tersedia di minimarket jalan tersebut.
"Saya transaksi agak lama di situ, sekitar 40 menit-an di dalam minimarket itu," kata Meta saat dihubungi, Minggu (12/12/2021).
Dari situlah, komplotan pencuri kemudian menyasar Meta. Saat itu, Meta mengendarai mobil menuju rumahnya sepulang bekerja. Beberapa meter kemudian, ada sepeda motor yang mengikutinya.
Hal itu terjadi dua kali. Pertama, seseorang mengetuk spion mobil Meta. Selanjutnya, giliran kaca mobil Meta yang diketuk.
"Orangnya sambil ngomong, 'Itu bahayain orang'," ucap Meta.
Karena penasaran, Meta pun turun dan mengecek mobilnya. Namun, saat Meta turun, seseorang membuka pintu mobil bagian kiri dan mengambil tasnya.
Meta kehilangan tas yang berisi kartu ATM, KTP, kartu kredit, hingga kunci mobil. Selain itu, uangnya senilai Rp 7 juta ikut raib.
Diomeli saat lapor di Polsek
Pada malam itu juga, Meta melaporkan bahwa dirinya menjadi korban pencurian. Ia melapor ke Kepolisian Sektor Pulogadung.
Meta menyebutkan bahwa ia kehilangan uang senilai Rp 7 juta dan beberapa kartu yang ditaruh di dalam tasnya.
"Saya nyebutlah ada lima ATM (yang hilang). Terus salah satu polisi itu berucap, enggak enak nadanya," ujar Meta.
"Dia bilang, 'Ngapain sih ibu punya ATM banyak-banyak? Kalau gini kan jadi repot. Percuma kalau dicari juga pelakunya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal?'," ucap Meta menirukan omongan polisi tersebut.
Meta pun kecewa. Ia sedang susah, tetapi malah kena omel dari polisi. Meta juga menyayangkan ucapan yang keluar dari polisi itu.
"Bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi, dan saya langsung sudah il-feel (hilang feeling)-lah istilahnya. Ini polisi gimana sih enggak ada iba, enggak ada simpati," kata Meta.
"Caranya menyampaikan enggak pas ya, karena saya sedang kesusahan. Terus kenapa bahas ATM banyak? Adminnya mahal?" tutur Meta.
Di Polsek Pulogadung, Meta ditanya nama lengkap, tanggal lahir, dan barang-barang yang hilang. Namun, setelah itu, polisi tidak memberitahu kepada Mita ihwal prosedur selanjutnya. Meta kemudian disuruh pulang untuk menenangkan diri.
"Jadi tidak ada tindak lanjut prosedurnya apa setelah saya dirampok gitu," ujar Meta.
Viralkan di medsos
Merasa kecewa dengan kinerja kepolisian, akhirnya Meta pun mengungkapkan kejadian yang ia alami ke akun media sosial Instagram-nya, kumalameta.
Lewat unggahan itu, ia menceritakan kronologi kejadian pencurian tersebut dan bagaimana ia diomeli saat melapor ke kantor polisi.
Meta juga turut mengunggah video kamera closed-circuit television (CCTV) yang merekam detik-detik saat ia menjadi korban kejahatan jalanan.
Unggahan Mita itu pun langsung viral dan mendapatkan reaksi warganet. Banyak warganet yang menyoroti kinerja kepolisian dalam kasus ini dan kembali menyuarakan tagar #PercumaLaporPolisi.
Polisi baru serius setelah viral
Setelah kisah ini viral, kepolisian pun baru menanggapinya secara serius.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jakarta Timur Komisaris Besar Erwin Kurniawan mengatakan, petugas kepolisian yang memarahi korban saat melapor saat ini sedang diperiksa oleh Propam.
"Oknum anggota sudah ditarik ke Polres untuk dilakukan pemeriksaan oleh Propam dan pembinaan," kata Kombes Erwin Kurniawan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/12/2021).
Meski sebelumnya ditolak, Erwin memastikan bahwa laporan korban saat ini sedang ditangani oleh Polsek Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Menurut Erwin, Kapolsek Pulo Gadung juga telah menyampaikan permohonan maafnya kepada korban atas kejadian yang dilakukan oleh anggotanya.
"Kapolsek-nya langsung merespons. Sebagai jawaban bahwa kami tidak antikritik, apabila anggota yang salah, maka kami akan segera minta maaf dan memperbaiki kesalahan tersebut, serta memproses oknum anggota yang melakukan kesalahan," jelas dia.
Melalui akun Instagram-nya, Humas Polsek Pulo Gadung telah menyampaikan permohonan maafnya kepada korban dan memberikan sanksi anggotanya yang berperilaku tidak baik.
Polsek Pulo Gadung berjanji tidak akan ada lagi anggotanya yang bersikap seperti itu, sebagaimana instruksi Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
"Ke depan, kami akan lebih melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap oknum-oknum polisi yang bertindak semena-mena," tulis akun itu.
Artikel ini telah tayang di kompas.com (Red)