JAGUARNEWS77.com # Tangerang, Banten – Ketua Perkumpulan Wartawan Serang Timur (Perwast), Angga Aprilia menyayangkan sikap oknum Polri yang bertugas di Polresta Tangerang, Polda Banten.
Pasalnya, oknum anggota Polresta Tangerang tersebut diduga memiliki Tempat Hiburan Malam (THM) dan diduga memelihara beberapa centeng, sehingga melakukan aksi pengeroyokan terhadap wartawan yang bernama Indra dari media online penabanten.com di parkiran Cafe Sopo Sanggar yang terletak di Kawasan Pemkab Tangerang, Rabu, 22 September 2021, sekira pukul 03.00 WIB.
Indra alias Acong yang menjadi korban pengeroyokan dan penganiyaan mengatakan, dirinya bersama rekannya saat itu melintas di Kawasan Pemkab Tangerang dan mendapati adanya THM yang masih beroperasi di masa PPKM.
Ia berniat untuk melakukan konfirmasi kepada owner cafe tersebut dan menanyakan siapa pemiliknya sambil mengambil dokumentasi berupa video dan foto. Namun, tiba-tiba salah seorang keamanan cafe sopo sanggar merampas alat kerjanya berupa handphone.
“Saya beserta rekan saya datang ke Cafe Sopo Sanggar akan melakukan konfirmasi dan menanyakan siapa pemiliknya. Tiba-tiba keributan sudah terjadi di halaman parkir Cafe Sopo Sanggar pada saat rekan saya mengambil dokumentasi berupa foto. Adu mulut tak terhindari dan terjadilah pengeroyokan terhadap saya dan rekan saya lebih dari 10 orang yang melakukan pengeroyokan kepada saya dan rekan saya,” ujar Indra alias Acong.
Sementara itu, RN yang diduga pemilik saham Cafe Sopo Sanggar dan diduga anggota Polri aktif yang bertugas di Polresta Tangerang yang dikonfirmasi melalui telepon seluler mengatakan, kejadiannya yang semalam itu terjadi di parkiran, kalau di dalam cafe tidak ada yang ribut.
“Saya lagi di dalam sama anggota saya ada yang ulang tahun, datanglah katanya ada orang, ditanya aja sombong, gak takutlah sama siapa, gak takutlah sama Buser gak takutlah pokoknya sombong,” ujar RN.
“Saya datang ke situ, saya ada ada di situ. Saya lihat sendiri kelakuan mereka itu, makanya saya pisahin, saya suruh pulang. Kalau anda dari media, jangan caranya begitu itu, namanya arogansi. Kalau datang ke rumah orang perkenalkan dirinya dalam rangka apa, dia sudah mabok ada yang gak karu-karuan,” kata RN.
“Teman saya juga banyak di Pers, saya juga dulu pemimpin redaksi. Artinya, ada itikadnya lah. Kalau mau konfirmasi seharusnya bilang dulu, mau ketemu si anu, pengen ngobrol. Jangan arogansi seperti itu. Semalam banyak orang di situ. Saya misah-misahin begitu. Jangan salah nanti. Mereka datang satu mobil, caranya gak seperti itu. Namanya orang-orang di dalam sana, di luar sana, banyak orang, gak semua kita kenal semua orang. Kalau datang media ya, anak buah saya juga banyak orang media,” cetus RN.
Masih kata RN, ditanya baik-baik, diparkirin dikasih tau, dia ngeyel aja, ngomongnya gak ngenakin, emangnya kalau Buser kenapa, saya tidak takut, jadi gimana kesan-kesanya gitu.
“Saya pengen ketemu lagi orangnya, kalau gak ada saya bagaimana itu semalam, tanya aja dia bagaimana kalau gak ada saya semalam,” ucapnya.
“Kalau gak terima silahkan sajalah. Kalau semalam saya gak disitu, sampai saya capek itu misahin. Banyak orang saya gak kenal semua orang. Namanya tempat begitu. Saya join aja di situ nanam saham di cafe itu. Ya udah datang ajalah ke sini gak usah di handphone. Kalau anda mau lapor, silahkan saja, tidak masalah buat saya, yang jelas saya sudah nolongin anak buahmu yang sudah kurang ajar, anda cari masalah dengan saya ya sama-sama ya,” papar RN dengan nada arogan.
Sementara itu, Ketua Perwast, Angga mengatakan, pihaknya meminta kepada Kapolresta Tangerang untuk dapat menindak oknum yang seperti itu, terlepas apa sebabnya yang jelas tindakan pidana dugaan pengeroyokan tidak dibenarkan di mata hukum.
“Seharusnya kalau memang dia selaku APH, harusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, jangan melawan pemerintah tentang aturan PPKM yang sedang diterapkan,” ujarnya.
“Kami minta kepada Kapolresta Tangerang untuk menindak oknum anggota yang berinisial RN tersebut. Sebab ketika dikonfirmasi oleh kami mengeluarkan nada-nada yang kami analisa bernada arogansi. Pak Kapolres yang terhormat jangan dibiarkan oknum seperti itu,” tutup Angga. (Red)