JAGUARNEWS77.com # Makasar - Teten Masduki tidak akan pernah melupakan kejadian pada tahun 1998 di Makassar. Aktivis antikorupsi sekarang menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UKM ini pernah menjadi target pembunuhan. Langkahnya selalu diikuti oleh para preman.
Beruntung, rencana tersebut berhasil digagalkan oleh mantan Wakapolri Jusuf Manggabarani. Teten pun mendapatkan pengawalan super ketat. Jusuf juga menempatkan anak buahnya di sejumlah titik di hotel tempat Teten menginap.
Penasaran dengan cerita Jusuf yang pensiun berpangkat Komjen (bintang tiga) menggagalkan rencana pembunuhan Teten Masduki? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Bertanggung Jawab Melindungi Teten
Teten Masduki saat itu hadir atas undangan Forum Wartawan Sulawesi Selatan dan LSM.Dia diminta untuk berbicara mengenai transparansi serta korupsi. Namun dalam perjalanan, ada perintah agar Teten tidak mendatangi lokasi acara. Teten kemudian diarahkan ke sebuah hotel di mana sudah ada banyak orang berkumpul.
"Saya mau hadapi jika dialog, kawan-kawan bilang mereka bukan mau diskusi tapi menghabisi," ungkap Teten dalam buku 'Jusuf Manggabarani Cahaya Bhayangkara' karya Nur Iskandar.
Melihatnya, anggota LSM langsung membawa Teten dengan mobil Taft dan mobil terus dikejar bak film action. Hingga akhirnya, Teten disembunyikan di lantai dua kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Malam harinya, Jusuf Manggabarani datang menemuinya. Teten lantas berkenalan dan semua hormat dengan Jusuf.
"Mas Teten, saya bertanggung jawab dengan keamanan di kota ini. Soal Mas Teten aktivis ada garansi dari Presiden Habibie. Saya sebagai aparat negara wajib melindungi Mas Teten di sini," kata Jusuf.
Mendengarnya sontak membuat teten jauh merasa lebih tenang. Dia menyampaikan tubuhnya sudah terasa lelah dan stres akibat dikejar-kejar. Teten lantas dilarang kembali lagi ke hotel sebelumnya. Dia kemudian dibawa dengan mobil Jusuf dan ditempatkan di Hotel Sahid.
Siapa sangka orang-orang asing masih menguntit mobilnya. Meski begitu, Teten mendapatkan pengawalan super ketat. Bahkan, Jusuf menempatkan anak buahnya di berbagai sudut hotel. Mulai dari halaman, lobi dan kamar hotel.
"Kalau ada yang ketuk kamar lihat dulu," kata Teten mengingat pesan Jusuf.
Pengawalan Ketat hingga ke Jakarta
Rupanya semua itu belum berakhir, Jusuf yang baru saja pamit harus kembali lagi. Hal ini lantaran ada pengerahan massa untuk mengepung hotel dan dengan cepat Teten diamankan. Malam itu akhirnya Teten Masduki tidur di Poltabes bersama dengan Jusuf.
"Kalau mereka menyerang Poltabes ada alasan saya mengambil tindakan," kata Jusuf yang pernah bertugas di daerah konflik seperti Aceh, Kalimantan dan Timor Timur.
Keesokan harinya, Teten pamit ingin pulang. Kondisinya gamang sebab sang istri akan melahirkan anak pertamanya. Jusuf lantas mengerahkan anak buahnya untuk memeriksa manifest penerbangan serta semua data calon penumpang.
©2016 Merdeka.com/repro buku Jusuf Manggabarani Cahaya Bhayangkara
"Mas Teten jangan pulang sekarang. Saya indikasikan ada penumpang yang akan mengikuti. Boleh pulang ke Jakarta, tapi dikawal anak buah saya, oke," ungkap Jusuf.
Naluri Jusuf ada dua hingga tiga orang mengikutinya sampai ke Jakarta. Teten pun bersedia dengan persyaratan yang diajukan oleh Jusuf. Dia tersanjung diperlakukan layaknya seorang pejabat tinggi. Tak hanya di bandara, sepanjang perjalanan juga dirinya dikawal sangat ketat. Strategi dan taktik juga telah disiapkan di dalam pesawat. Saat telah boarding, pesawat justru tak kunjung terbang.
Salah seorang kru pesawat mengatakan jika ada penumpang yang tidak kunjung naik.
"Saya curiga orang yang tidak naik itulah yang dicurigai Pak Jusuf akan mengikuti saya," kata Teten.
Selalu Mengingat Jusuf
Dengan pengawalan yang super ketat itu, Teten akhirnya sampai dengan selamat di Jakarta. Teten pun mengatakan seumur hidupnya, dia tidak akan melupakan kemampuan Jusuf dalam menangani keamanan.
©2021 Merdeka.com
"Saya merenung. Sebenarnya inilah figur Kapolri yang dibutuhkan saat ini. Figur yang cocok merombak Polri jadi bersih," kata Teten.
Karier Jusuf pun terus naik. Dia juga beberapa kali pindah tugas di daerah lainnya. Jusuf juga mendapat promosi menjadi Kapolda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sulsel. Kemudian dipercaya juga menjadi Kadiv Propam, dan Irwasum.
Jusuf Manggabarani pensiun dengan pangkat komisaris jenderal (Komjen) dengan jabatan terakhirnya Wakapolri. Dia mendampingi Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri serta Jenderal Timur Pradopo.
Teten akan terus mengingat Jusuf sebagai polisi yang tegas, bermartabat dan profesional.
Sumber : merdeka.com
Oleh : Redaksi jaguarnews77.com