• Jelajahi

    Copyright © JAGUARNEWS77.COM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    JMSI

    Total Tayangan Halaman

    More Post

    Staf Erick Thohir Respons Ahok soal Bongkar Aib Pertamina

    16/09/20, 12:24 WIB Last Updated 2020-09-16T05:24:00Z
    Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga merespons komentar Ahok soal aib manajemen Pertamina. Ia meminta komunikasi yang baik antara komisaris dan direksi.
    Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga merespons komentar Ahok soal aib manajemen Pertamina. Ia meminta komunikasi yang baik antara komisaris dan direksi. (CNN Indonesia/ Safir Makki).

    JAGUARNEWS77.com # Jakarta - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga buka suara soal pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang membuka aib perusahaan minyak nasional ke publik. Aib itu terkait utang, gaji, hingga dugaan direksi suka melobi menteri demi mengamankan jabatan.


    Terkait hal ini, Arya menilai Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina mempunyai hak bicara kepada publik. Hak ini, sambungnya, sama pula dengan hak yang dimiliki oleh para direksi perusahaan pelat merah itu.


    "Menjawab Pak Ahok sebagai Komisaris Utama, tentunya itu adalah urusan internalnya di Pertamina, kami berikan ruang bagi komisaris dan direksi untuk lakukan komunikasi," ujar Arya kepada awak media, Rabu (16/9).


    Hanya saja, Arya meminta komunikasi yang dilakukan ke publik tetap dilakukan dengan cara yang baik. Begitu pula komunikasi antara komisaris dan direksi di internal.


    "Jadi kita sih tetap minta mereka komunikasi dengan baik antara komisaris dan direksi," ucapnya.


    Selain itu, Arya juga menjawab soal dugaan Ahok bahwa ada lobi-lobi direksi kepada menteri dalam hal mengamankan jabatan. Begitu juga dengan jabatan komisaris yang disebut biasa merupakan titipan dari kementerian lain.


    Ia menekankan seluruh komisaris dan direksi murni ditunjuk oleh Kementerian BUMN. "Soal komisaris di BUMN ya semuanya berasal dari Kementerian BUMN, termasuk Pak Ahok juga dari kita, Kementerian BUMN. Sementara yang lain kan dari kita semua, namanya juga BUMN kan penugasannya dari Kementerian BUMN," katanya.


    Sebelumnya, Ahok secara mengejutkan bicara lantang dan membuka berbagai aib Pertamina. Mulai dari pengelolaan utang. Ia kesal karena Pertamina terlalu mudah menarik utang, padahal sudah memiliki beban utang yang tinggi.


    "Udah utang US$16 miliar. Tiap kali otaknya minjem duit. Saya kesal nih," ucap Ahok dalam sebuah narasi video yang diunggah di akun Youtube POIN.


    Selain utang, Ahok juga membuka kekurangan perusahaan terkait pengelolaan sumber daya minyak. Menurut catatannya, setidaknya ada 12 titik minyak yang bisa dieksplorasi untuk produksi minyak di dalam negeri.


    Namun, BUMN itu justru lebih memilih untuk terus memenuhi kebutuhan minyak di dalam negeri melalui keran-keran impor. Hal ini pun sempat mengundang kecurigaannya bahwa ada praktik kotor yang dilakukan diam-diam.


    "Ngapain di luar negeri. Jangan-jangan ada komisi beli-beli minyak," ungkapnya.


    Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung gaji direksi Pertamina yang dianggap tidak wajar. Sebab, sering kali seorang direksi sudah dicopot dari sebuah jabatan, namun masih mendapat gaji sesuai jabatan lama.


    "Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," papar Ahok.


    Tak ketinggalan, Ahok juga mengkritik soal kebiasaan direksi yang disebutnya suka melobi menteri. Aib ini diketahuinya saat pergantian direksi Pertamina beberapa waktu lalu.


    Bahkan, ia sebagai komisaris mengaku tidak tahu menahu kalau direksi mau diganti saat itu. "Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri," ujarnya.


    Ahok juga sempat menyinggung wacana membubarkan Kementerian BUMN dan mengganti seperti sistem di Singapura yang memiliki Temasek Holding.


    "Kalau bisa Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," tuturnya.


    Terkait hal ini, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyatakan perusahaan menghargai pernyataan Ahok karena itu sejalan dengan program restrukturisasi Pertamina.


    "Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan. Hal ini juga sejalan dengan restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif," ujarnya 


    Sumber : cnn indonesia

    Oleh      : Redaksi jaguarnews77.com

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini