JAGUARNEWS77.com # Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan jumlah dokter paru di Indonesia masih sedikit. Menurut data PDPI per Juli 2020, jumlah dokter paru hanya berkisar pada 1.206 orang.
Jumlah tersebut masih belum ideal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 267 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, rasio dokter per penduduk sebesar 1:100 ribu penduduk. Idealnya, kata Agus, jumlah dokter paru sebanyak 2.500 dokter paru untuk 267 juta jiwa.
"Tentunya rasio kita belum ideal dan ini masih jauh dari harapan," kata Agus dalam webinar, Selasa (8/9).
Menurut Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) Erlina Burhan, dokter spesialis paru langsung berhadapan dengan pasien Covid-19 di lapangan. Rasio jumlah dokter paru sebagai dokter penanggung jawab pasien (DPJP) Covid-19 tidak mampu untuk menangani pasien yang terus bertambah.
"Kita PDPI ini sungguh diminta perannya dan memang harus kita akui bahwa kita memang sudah kelelahan, sebaran dokter paru tidak merata, karena dokter paru ini jumlahnya sedikit, tidak cukup untuk mengatasi kasus Covid-19 yang angkanya terus meningkat," kata Erlina dalam acara serupa.
PDPI mencatat, saat ini jumlah dokter paru terbanyak berada di Jawa, dengan sebaran di Jawa Timur yaitu 213 dokter, kemudian di DKI Jakarta 187 dokter, Jawa Barat 130, dan Jawa Tengah 90 dokter.
Namun meskipun tersebar banyak di provinsi dengan kasus Covid-19 yang banyak, jumlah dokter paru masih dianggap kurang. Erlina mengatakan, tidak semua dokter paru menjadi DPJP dikarenakan faktor usia.
Petugas medis unit gawat darurat Melasari menunjukkan ruang isolasi untuk pasien virus corona atau Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi) |
Per 7 September, jumlah kasus Covid-19 terbanyak berada di provinsi DKI Jakarta yakni 47.379 kasus, kemudian Jatim 35.941 kasus, dan Jateng 15.615 kasus.
"Dokter paru ini tidak semuanya langsung terjun karena masalah usia, ada sebagian kecil yang tidak lagi praktik, khususnya di DKI Jakarta. Memang paling banyak dokter di Jawa Timur tapi kasusnya juga banyak, jadi ini cukup berat pekerjaan kami," ujarnya.
Lebih lanjut Erlina mengatakan ada beberapa provinsi tercatat hanya memiliki dokter paru kurang dari 10. Seperti di Kalimantan Utara 5 dokter, Sulawesi Utara 4 dokter, Sulawesi Tengah 3 dokter, Sulawesi Tenggara 5 dokter, Sulawesi Barat 1 dokter, Maluku Utara 2 dokter, Maluku 5 dokter, Papua Barat 2 dokter, dan Papua 5 dokter.
Erlina mengatakan perlu ada upaya pemerintah untuk membantu meningkatkan jumlah dokter paru di Indonesia, mengingat dokter paru amat dibutuhkan saat masa genting seperti masa pandemi.
"Ini daerah yang saya kira dokter parunya minus ya, sebaran dokter paru tidak merata, lebih banyak di kota besar, PDPI selalu berupaya meningkatkan jumlah dokter paru dengan menambah program studi di universitas, tentunya ini membutuhkan dukungan dari pemerintah," ujarnya.
BPS mencatat jumlah dokter di Indonesia pada 2019 sebanyak 81.011 orang. Sebaran terbanyak terpusat di Pulau Jawa yakni DKI Jakarta 11.365 orang, Jawa Timur 10.802, Jawa Tengah 9.747, dan Jawa Barat 8.771.
Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia mencatat ada 187 kematian pada tenaga medis per Minggu (6/9). PDPI sendiri mencatat ada 3 dokter spesialis paru yang telah berpulang selama masa pandemi, dan 50 dokter paru yang dikonfirmasi positif Covid-19.
Sumber : cnn indonesia
Oleh : Redaksi jaguarnews77.com