JAGUARNEWS77.com # Surabaya, Jatim - Wali Kota Surabaya Tri Rismahariniangkat bicara menanggapi pernyataan bahwa warga Surabaya bandel karena tidak patuh protokol kesehatan selama pandemi virus corona (Covid-19).
Bahkan sebanyak 70 persen warga Surabayadikatakan tak menggunakan masker saat pandemi Covid-19.
Risma sontak membantah keras tudingan tersebut. Menurutnya, warga Surabaya telah mematuhi protokol kesehatan, terutama tentang penggunaan masker di tengah pandemi.
"Coba dicek lagi penelitian itu untuk mana? Itu bukan untuk Surabaya. Coba cari buku yang asli dan itu sudah dibantah oleh Persakmi bahwa itu bukan hanya untuk Surabaya Raya," tegas Risma saat wawancara pada Program Rosi KOMPAS TV, Kamis (2/7/2020) malam.
"Saya kira kita nggak perlu ngomong itu karena menurut saya itu pelanggaran besar. Kita nggak boleh asal mengambil saja," sambungnya.
Risma menambahkan, penelitian yang menyebut warga Surabaya bandel itu tidak sesuai dengan realita.
Untuk penggunaan masker saja, lanjut Risma, bisa dilihat dari kondisi orang-orang yang berada di jalanan Kota Pahlawan itu.
"Saya tidak perlu sampaikan itu silakan dilihat sendiri, boleh dicek ke Surabaya. Saya tidak membela warga saya, tapi di cek di Surabaya kondisinya seperti apa, nanti silakan monggo dikomentari," tutur Risma.
"Jadi jangan kan itu, orang mau makan saja suruh nutup maskernya. Saya juga bingung gimana cara makan ya gitu," sambungnya sambil tersenyum.
Dinilai Bandel
Diketahui, Presiden Joko Widodo sebelumnya menyampaikan bahwa sebanyak 70 persen warga Surbaya Raya tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Jokowi menyebut demikian setelah mendapat laporan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur di Gedung Grahadi, Surabaya, Kamis (25/6/2020).
"Tadi disampaikan oleh gugus tugas bahwa masih 70 persen yang enggak pakai masker. Ini angka yang gede banget," kata Jokowi.
Jokowi pun meminta pemerintah dan gugus tugas daerah untuk lebih berupaya meningkatkan lagi kesadaran masyarakat Jatim akan bahaya virus corona.
Selain itu, Jokowi juga meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Gugus Tugas Nasional untuk mengirimkan bantuan masker bagi warga Jawa Timur.
"Hari ini saya minta Gugus Tugas Nasional, Pak Menkes, kirim masker sebanyak-banyaknya ke Surabaya, ke Jawa Timur," kata Jokowi.
Temuan FKM Unair
Sementara pernyataan Jokowi tersebut, mengutip paparan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mengatakan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat di wilayah Surabaya Raya rendah dalam menerapkan protokol kesehatan.
Paparan itu merupakan hasil kajian dan survei Ikatan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya.
Berdasarkan temuan dari IKA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, menurut Khofifah, masih banyak warga yang tak memakai masker dan menjaga jarak di pusat keramaian seperti tempat ibadah, pasar tradisional, dan kafe atau restoran.
"Pada posisi seperti inilah yang kemudian munculnya klaster-klaster baru terutama di titik yang potensi kerumunan massa itu berasal," kata Khofifah.
Khofifah mengungkapkan, ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di tempat-tempat umum masih sangat tinggi.
Berdasarkan temuan itu, terdapat 81,7 persen tempat ibadah yang masih aktif. Sebanyak 70,6 persen pengunjung tak mengenakan masker, dan 64,6 persen tak menjaga jarak.
Masyarakat di pasar tradisional juga serupa. Pemprov Jawa Timur telah berulang kali membagikan masker dan pelindung wajah.
Masyarakat di pasar tradisional juga serupa. Pemprov Jawa Timur telah berulang kali membagikan masker dan pelindung wajah.
"Pasar tradisional meski sudah dibagikan masker berkali-kali kami juga minta menggunakan face shield, tapi masih 84,1 persen tidak menggunakan masker," kata Khofifah.
Sumber : kompastv
Oleh : Redaksi jaguarnews77.com